Selasa, 27 Januari 2015

Tanpa Jejak

Bersama Malam, kusapa dirimu


Seperti permintaanmu agar tak sekalipun aku mencari tahu kabarmu
maka aku harus rela menyapamu lewat malam. Apa kabar dirimu Ree?
Bagaimana dengan tubuhmu? Masihkah lelah dengan segala sakitmu itu?
tetap semangat dan jangan berhenti berjuang ya. Disini aku baik-baik saja,
sebaik penjagaanNYA. Alhamdulillah. Dan juga tak pernah lagi aku menangisimu.
Semoga ini kabar yang menyenangkanmu walau entah kapan kau kan tahu.
Bagaimanapun kau menjadi berharga dengan segudang cerita, nasehat, kasih sayang dan
kepura-puraanmu yang membuatmu menyerah untuk tetap disini. Kau tentu masih ingat,
saat kau mengakui bahwa kau tak ingin melihatku lebih jauh bersama orang lain setelah kepergianmu,
tapi agar aku hanya bersama Allah yang Maha Rahman. Sebab hanya DIA yang tak akan memberikan luka,
hanya DIA yang mengasihi dengan benar. Tapi aku melanggar semua permintaanmu. Aku tak sekuat yang kau minta.
Kau tahu Ree? Aku harus mengulang sakit yang sama seperti  yang kau lakukan , walaupun dengan jalan yang berbeda.
Jika kepergianmu karena tak ingin meneruskan lukaku, jika yang kau lakukan bukanlah kesanggupanmu untuk terus-terus menjadi orang paling jahat,  maka kali ini luka itu hadir dengan disengaja, dilakukan dengan sadar.
Seberapa pantas aku menerima ini? Bagaimana aku harus berterimakasih untuk semuanya?
Benarkah harus kuartikan sebagai bahan tertawaan dan diserupakan pajangan?
Atau aku harus memilih langkah yang sama sepertimu? Tanpa jejak? Entah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar