Sabtu, 16 November 2013

Milik Khaeriyah Nasruddin :)

Kutitip saja air mataku pada hujan. Biarlah ia pergi, ke mana pun alir membawanya…




       Kau tahu, mengapa  ketika hujan turun aku selalu merenung?

Itu bukan merenung,akan tetapi aku tengah fokus menghitung rintik-rintik hujan yang terkulai. Yangtengah terbaring di daun lalu tergelincir menjatuh di atas tanah. Aku merasakini hatiku serupa rerintik itu. Yang lemas.

Aku merindukanmu. Menghausi menatap matamu juga senyummu.

Aku ingin menyemai airmatamu dan menampungnya di tanganku. Seperti hujan yang berkumpul di telapaktangaku kini. Menatap air matamu yang tengah terbaring, seperti aku menemukanmatamu yang berbinar. Biarlah kaca itu memilih meretak dalam mataku, jika iaretak itu berarti kau dapat melihatku yang tengah menangis dalam sepi.
Hari ini aku kembali mengunjungi toko bunga. Seperti janji yang telah kita ikrarkan dulu. Bahwa desember kau akan datang menemuiku. Di tempat ini, di toko ini, tempat di mana kita memulai pandang untuk kali pertama.

Aku masih mengingat, dibawah hujan kau memakai kemeja cokelat (warna kesukaanmu), sebelum kaumengambil langkah, sempat kau sematkan pesan dalam senyummu. Kau mengatakanjika telah kembali, kau akan datang menemuiku, mengunjungi tempat ini. Tempat dimana kita memulai kenangan dan menjedahkan sejenak pertemuan kita.  Namun, mengapa hingga kini kau belum datang? Sedanghujan acapkali bertandang, menghampiriku, mengucapkan salam. Sementara kau? Akutidak tahu. Ah, adakah di sana kau telah melupa pada janjimu?


                                                                                                                                     KhN,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar