Rabu, 22 April 2015

Merindu Air Langit

Pada langit mengabu
Angin tanpa sepoi
Jiwa yang ringan
Tak berisi riuh
Mengadah

Pada sisa-sisa daun
yang gugur dibulan April
yang mengais pilu-pilu
Tak berjawab malam
Merindu

Air langit
Dan gemuruh petir
Dan menjatuhi atap-atap
Dan menjadi bulir
Di ujung ranting

Air langit
Yang menghapus debu-debu
Maksiat, amarah, riya, dengki, dan sombong
Yang menghapus romansa sepi
Jalanku

Pulang
Memadu kehangatan teh
Pada Ibu juga Ayah
Aku merindu
Pada Air langit

Rabb...
bantu hamba tuk kembali...

Rabb...
...

#PULANG
#KEMBALI

Bu...

Apa kabar dunia???
Ah, basa-basi sekali ah...
ehem-ehem


Bu, bagaimana kabarmu dikampung?
Semoga selalu dalam kasih saynag Allah ta'ala...

Bu, ana rasa lelah. (rasanya lelah terus Ndah?)
hidup seperti tak hidup (innalillah)
ya Rabb... bantulah hamba-mu ini


--- KEMBALI PULANG